Menurut banyak pihak termasuk mantan- mantan anggota dan penjabatya, saat ini NII KW IX dipimpin oleh Abu Toto alias Abdul Salam alias Abu Marik alias Abu Marif alias Nur Alamsyah dengan julukan/ gelar Panji Gumilang.
Jika dilacak munculnya NII KW IX tidak bisa lepas dari sejarah eksistensi gerakan DI/TII yang dipimpin SM Kartosoewiryo yang diproklamirkan pada 7 Agustus 1949. Namun NII KW IX tidak otomatis bisa diklaim adalah DI/TII itu sendiri, karena faktanya dalam banhyak aspek termasuk visi misinya jauh berbeda bahkan bertentangan dengan yang pernah diperjuangkan oleh DI/TII Kartosoewiryo.
Dalam riset MUI (2002) terungkap: menurut Raden Abdul Fatah Wirangganapati, mantan kuasa usaha komandemen tertinggi Angkatan Perang NII yang bertugas memilih dan mengangkat panglima komandemen wilayah, sejak Juli 1962 secara organisasi NII sudah bubar. Saat itu hanya ada tujuh KW IX. Menurutnya pada tahun 1975 (1974), Adah Jailani (mantan salah satu komandan wilayah) mengangkat dirinya sebagai imam NII (1975), dan sempat dipenjara tahun itu. Pada tahun 1976 tercium kuat adanya fakta penetrasi inteligen (Ali Murtopo/BAKIN) ke tubuh NII, melalui Addah Jailani. Lalu dibentuk Komandemen baru yaitu KW VIII untuk wilayah Lampung dan KW IX yang meliputi Jakarta Raya (Jakarta, Tangeran, Bekasi, Banten). KW IX dipimpin oleh Seno Aji alias Basyar. Lalu dia digantikan oleh Abu Karim Hasan, orang yang paling berpengaruh dalam pembentukan doktrin Mabadiuts Tsalatsah yang digunakan KW IX membangun struktur dibawahnya hingga meliputi seluruh wilayah Indonesia. Juga membangun system keuangan dan doktrin dasar yang sebelumnya tidak pernah diajarkan dalam gerakan DI/TII Kartosoewiryo. NII KW IX itu eksis hingga kini. Dari penelitian MUI tahun 2002 ditemukan indikasi kuat adanya relasi antara Ma’had az Zaytun (MAZ) dan organisasi NII KW IX.
NII KW IX dinilai telah menyimpang, bahkan sesat dan menyesatkan. Diantara penyimpangannya (hasil penelitian MUI 2002) : mobilisasi dana mengatasnamakan ajaran Islam yang diselewengkan penafsiran ayat al Quran yang menyimpang, mengkafirkan orang diluar kelompoknya, juga indikasi penyimpangan paham dalam masalah zakat dan kurban yang diterapkan di MAZ.
Forum Ulama’ Umat Indonesia (FUUI) dalam fatwa tanggal 26/2/2002 bahkan menyatakan NII KW IX sebagai gerakan sesat dan menyesatkan. Alasannya NII KW IX menganggap :
1. Semua muslim diluar mereka disebut kafir dan halal darah dan miliknya.
2. Dosa zina dan maksiyat bisa ditebus dengan sejumlah uang yang ditetapkan.
3. Tidak ada kewajiban mengqadha puasa, tapi cukup dengan membayar sejumlah uang yang ditetapkan.
4. Dibenarkan menggalang dana untuk membangun sarana fisik dan operasional dengan menghalalkan segala cara termasuk menipu dan mencuri.
5. Taubat hanya sah jika membayar sejumlah tertentu “shadaqah istighfar”.
6. Ayah kandung yang belum masuk kelompok mereka tidak sah menjadi wali nikah.
7. Tidak wajib berhaji kecuali telah jadi mas’ul. Bahkan dikatakan berhaji cukup ke ibu kotanya MAZ(www.nii-crisis-center.com).
8. Qonun Asasi (aturan dasar) gerakan dianggap lebih tinggi dari Kitabullah, bahkan tidak berdosa menginjak- injak mushaf al Qur’an.
9. Apa yang mereka sebut “shalat aktivitas” yaitu melaksanakan program gerakan dianggap lebih utama dari shalat fardhu.
VIVAnews - Pengikut komunitas Negara Islam Indonesia (NII) memiliki cara sendiri untuk menunaikan ibadah haji. Dalam Islam, mereka yang menunaikan ibadah haji akan berangkat ke Tanah Suci Mekah di Arab Saudi. Tapi bagi NII, untuk naik haji cukup ke Indramayu, ke Pondok Pesantren Al Zaytun.
"Ibadah Haji dalam NII itu adalah perkumpulan NII dari seluruh Indonesia. Semua petinggi kumpul di Indramayu," kata Ken Setiawan, pendiri NII Crisis Center yang juga anggota NII sejak 2.000 sampai 2002, dalam perbincangan dengan VIVAnews.com, Kamis 28 April 2011.
Puncak ibadah haji dalam Islam jatuh pada 9 Zulhijah. Tapi dalam komunitas NII, puncak haji jatuh setiap tanggal 1 Muharram. Dalam berhaji bagi Islam ada beberapa tahapan. Tahapan-tahapan itu antara lain, Tawaf atau tahapan berhaji dengan mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali.
"Kalau di NII, tawaf ini cukup berkeliling pondok pesantran Al Zaytun yang seluas 1.200 hektar. Saat naik haji di NII, kami ditunjukkan kebanggaan Al Zaytun dengan kata-kata, inilah Islam," kata Ken.
Kemudian, lanjut Ken, yang lebih aneh lagi saat proses lontar atau lempar jumrah. Saat naik haji dalam Islam, proses melempar jumroh dilakukan dengan melempar tujuh buah batu-batu kecil atau kerikil ke arah tiga tiang di kota Mina, Arab Saudi.
"Di NII, melempar jumrah itu dilakukan dengan tujuh buah sak semen. Menurut petinggi NII, kalau pakai kerikil, kapan Islam bisa maju," kata Ken. Tujuh buah sak semen itu tidak serta-merta dilempar di Al Zaytun, tetapi diwujudkan dalam bentuk uang. Berapa harga total dari tujuh sak semen itu.
Dari jumrah tujuh sak semen itu mengalir dana ratusan juta. Ada yang menyumbang lebih dari harga tujuh sak semen. "Saat ini NII masih dipimpin Panji Gumilang alias Abu Toto alias Abu Maarif. Posisi Panji Gumilang sebagai Presiden," kata Ken.
"Ibadah Haji dalam NII itu adalah perkumpulan NII dari seluruh Indonesia. Semua petinggi kumpul di Indramayu," kata Ken Setiawan, pendiri NII Crisis Center yang juga anggota NII sejak 2.000 sampai 2002, dalam perbincangan dengan VIVAnews.com, Kamis 28 April 2011.
Puncak ibadah haji dalam Islam jatuh pada 9 Zulhijah. Tapi dalam komunitas NII, puncak haji jatuh setiap tanggal 1 Muharram. Dalam berhaji bagi Islam ada beberapa tahapan. Tahapan-tahapan itu antara lain, Tawaf atau tahapan berhaji dengan mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali.
"Kalau di NII, tawaf ini cukup berkeliling pondok pesantran Al Zaytun yang seluas 1.200 hektar. Saat naik haji di NII, kami ditunjukkan kebanggaan Al Zaytun dengan kata-kata, inilah Islam," kata Ken.
Kemudian, lanjut Ken, yang lebih aneh lagi saat proses lontar atau lempar jumrah. Saat naik haji dalam Islam, proses melempar jumroh dilakukan dengan melempar tujuh buah batu-batu kecil atau kerikil ke arah tiga tiang di kota Mina, Arab Saudi.
"Di NII, melempar jumrah itu dilakukan dengan tujuh buah sak semen. Menurut petinggi NII, kalau pakai kerikil, kapan Islam bisa maju," kata Ken. Tujuh buah sak semen itu tidak serta-merta dilempar di Al Zaytun, tetapi diwujudkan dalam bentuk uang. Berapa harga total dari tujuh sak semen itu.
Dari jumrah tujuh sak semen itu mengalir dana ratusan juta. Ada yang menyumbang lebih dari harga tujuh sak semen. "Saat ini NII masih dipimpin Panji Gumilang alias Abu Toto alias Abu Maarif. Posisi Panji Gumilang sebagai Presiden," kata Ken.
Target NII diutamakan terhdap mahasiswa dikarenakan:
- Orang tua mengizinkan keluar karena beralasan kegiatan kampus.
- Masalah keuangan, karena sedikit banyak mahasiswa pasti mempunyai uang.
- Mahasiswa juga lebih berpotensi (karena agent of change)
Ciri- ciri terdeteksi NII :
- Keluar dengan keperluan yang tidak jelas.
- Masalah keuangan yang melebihi keperluan biasanya.
Dalam isu NII KW IX ini, terkesan ada upaya tangan- tangan kotor yang bertujuan membuat umat Islam salah paham terhadap agamanya sendiri bahkan phobia dengan perjuangan syariat di negri ini. Maka perlu bagi umat Islam membangun kesadaran politik dan pemahaman seputar isu NII ini.
Apapun rencana- rencana tangan- tangan yang ingin menghancurkan Islam semua itu akan gagal. Allah berfirman :
ومكرواومكر الله والله خير الماكرين
“mereka membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik baik pembalas tipu daya.”(QS Ali ‘Imron: 54)
Umat Islam harus yakin, justru formalisasi syariah melalui Negara yang didalamnya tersimpan kehidupan dan kebaikan bagi seluruh masyarakat baik muslim maupun non muslim dan kunci terwujudnya kerahmatan bagi semua. (al islam edisi 555)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar