Tapi mengapa saat Umar bin Khatab menjabat sebagai khalifah, tidak ada perubahan sedikitpun dengan gaya hidupnya. Bahkan menurut riwayat, beliau semakin bersahaja. Malam- malamnya beliau habiskan untuk mengawasi kehidupan rakyatnya dengan mata kepalanya sendiri. Tanpa kawalan bodyguard – bodyguard sangar berkacamata hitam yang mengiringinya sebagaimana lazimnya pejabat sekarang. Beliau mengelilingi kotanya sendirian hingga tahu betul bagaimana keadaan kotanya. Hingga paham betul dengan taraf kesejahteraan rakyatnya. Pengabdiannya sebagai pemimpin benar- benar teruji. Bukan hanya lip service NATO (No Action, Talk Only). Beliau menganggap bahwa kekuasaan adalah amanah yang sangat berat pertanggungjawabannya dihadapan Allah.
Perbedaan diantara mereka bersumber pada paradigma mereka dalam hidup ini. Bahwa Hitler memiliki obsesi yang sangat kuat pada kekuasaan dan harga dirinya. Dan memang dua hal itulah yang menjadi tujuan hidupnya. Maka ketika Nazinya mulai turun pamor, ketika kekuasaannya berada diujung tanduk, dan harga dirinya terancam roboh, ia putuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Karena dia jika dua hal itu sudah tidak di tangannya, tak ada gunanya ia hidup di dunia ini.
Sementara seorang Umar bin Khattab ra punya paradigma yang lain. Beliau berfikir bahwa beliau hidup untuk mengabdi, bukan kepada kekuasaan, bukan pada harga diri, bukan pada harta kemewahan yang berlimpah, bukan pula pada wanita, melainkan untuk mengabdi kepada Allah, pencipta dirinya. Beliau tahu hidupnya hanyalah untuk mencari ridho Allah. Beliau tahu hidup dan umurnya ini hanyalah amanah yang sewaktu- waktu diambil lagi oleh Sang Pemilik sejati, dan oleh karenanya harus dimanfaatkan sebaik- baiknya. Beliau paham betul bahwa segala yang diperbuatnya dalam hidup akan dimintai pertanggungjawabannya dihadapan Allah.
Hidup ini hanya sesaat saja. Segala yang kita lakukan akan dimintai pertanggungjawabannya dihadapan Allah. Maka akan sangat sempurna bila segala yang kita lakukan dalam hidup ini adalah untuk beribadah kepada Allah. Karena semua aktifitas kita bisa bernilai ibadah dihadapan Allah, jika aktifitas itu sifatnya baik, bermanfaat dan ikhlas. Dan jangan lupa mengucapkan satu kalimat yang sangat indah sebelum memulai: ‘BASMALAH’. Bacalah sebelum memulai segalanya. Maka tidurmu pun insyaAllah akan menjadi tabungan amalmu.
HIDUP INI TIDAK UNTUK HIDUP
TAPI HIDUP INI UNTUK MAHA HIDUP
HIDUP INI BUKAN UNTUK MATI
TAPI MATI ITU JUSTRU UNTUK HIDUP
(Ust. Arifin Ilham)
So, tujuan hidup bikin hidup lebih hidup ………..

Tidak ada komentar:
Posting Komentar